Kamis, 16 September 2010

Mini Riset ku

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
    Zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang memenuhi syarat empat sehat lima sempurna. Dalam susunan menu tersebut sayuran merupakan salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan. Itulah sebabnya manusia menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
    Sayuran merupakan produk pertanian yang dikonsumsi manusia dengan pengolahan yang minimal. Sayuran memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit, tergantung sayuran tersebut.
    Warsito (1991:22) menyatakan bahwa, “Diantara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah sawi. Sayuran sawi adalah tanaman semusim yang termasuk kedalam family Cruciferae. Sawi merupakan jenis sayuran penting dalam pembinaan kesehatan manusia, karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh”.
    Sawi merupakan jenis sayuran yang mempunyai nilai komersial dan prospek yang cukup baik. Produksi sawi terus meningkat dalam 5 tahun terakhir secara nasional yaitu 454.815 ton pada tahun 2000 menjadi 548.456 ton pada tahun 2005 (Haryanto : 2002).
    Oleh karena itu tumbuhan memerlukan air untuk menunjang kehidupannya. Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan, demikian pentingnya sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Beberapa reaksi di dalam tumbuhan yang melibatkan air secara langsung sebagai komponen reaksi adalah fotosintesis dan perombakan asam lemak. Selain berperan dalam pelaksanaan reaksi biokimia, air memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti dalam protoplasma, sistem hidrolik, sistem angkutan, stabilitas dan pemindahan panas.


















LANDASAN TEORITIS

2.1 Botani Tanaman Sawi
2.1.1 Klasifikasi
Tanaman sawi merupakan tanaman semusim yang memiliki ciri khas yaitu berdaun lonjong, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tanaman sawi ditunjukkan pada gambar 2.1.
Menurut Haryanto dkk. (2002:09), “Tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio        : Spermatophyta
Sub Divisio    : Angiospermae
Kelas         : Dicotyledoneae
Ordo        : Rhoedales (Brassicales)
Familia         : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus        : Brassica
Spesies        : Brassica juncea L.


Gambar 2.1. Tanaman sawi 
(Sumber : Koleksi pribadi)
2.1.2 Morfologi
    2.1.2.1 Akar
Menurut Rukmana (1994:36), “Tanaman sawi memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang dan menyebar ke semua arah pada kedalaman 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman”.

2.1.2.2 Batang
    Rukmana (1994:40), “Tanaman  sawi memiliki batang pendek, yaitu berkisar antara 10-15 cm, beruas-ruas dan mempunyai sebagai alat penopang daun”. Batang tanaman sawi ditunjukkan pada gambar 2.2.

2.1.2.3 Daun
    Menurut Haryanto dkk. (1998:11), “Pada umumnya daun-daun sawi bersayap atau lebar memanjang, yaitu berkisar antara 16-20 cm, tipis dan berwarna hijau. Tangkai daunnya panjang yang berkisar antara 10-15 cm, langsing dan berwarna putih kehijauan”. Daun tanaman sawi ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Daun dan Batang tanaman sawi
(Sumber : Anonimus, 2009)

2.1.2.4 Bunga
    Bunga tanaman sawi tergolong bunga sempurna dengan tipe recemosa yaitu bunga mekar dimulai dari bawah keatas (Warsito, 1985:60).
    Struktur bunga tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga, tumbuh memanjang dan bertangkai banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 1994:45). Bunga tanaman sawi ditunjukkan pada gambar 2.3.
   

Gambar 2.3. Bunga Sawi
(Sumber : Anonimus, 2009)

2.1.2.5 Buah dan Biji
    Buah sawi bentuknya memanjang dan berongga, berisi 2-8 butir biji yang berbentuk bulat berwarna coklat atau dan berongga, berisi 2-8 butir biji yang berbentuk bulat berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman dan berukuran kecil. Permukaannya licin dan mengkilap dan agak keras (Rukmana, 1994:47). Biji tanaman sawi ditunjukkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Biji Sawi
                    (Sumber : Anonimus, 2009)
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
    2.2.1 Iklim
Tanaman sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan, sehingga tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun. Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Sunaryono, 1984:140).
Selanjutnya Haryanto dkk. (2002:25), menyatakan bahwa pada musim kemarau, jika penyiraman dilakukan dengan teratur dan air yang cukup, tanaman ini dapat tumbuh baik.
Tanaman sawi dapat ditanam didataran tinggi maupun dataran rendah, namun lebih banyak diusahakan pada dataran rendah yaitu pekarangan, di ladang atau disawah dan jarang diusahakan didaerah pegunungan (Nazaruddin, 1995).
Sumaryono (1984:120) menyatakan bahwa, “Daerah penanaman yang cocok adalah dari ketinggian tempat 5-1200 m diatas permukaan laut, dan biasanya tanaman ini dibudidayakan pada daerah yang memiliki ketinggian tempat 100-500 m diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1000-1500 mm per tahun, suhu udara 15-29 0C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari dan kelembaban udara antara 60-100%”
.
2.2.2 Tanah
Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur, banyak mengandung humus, subur dan drainasenya baik, seperti jenis tanah Andosol. Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi lahan yang dibutuhkan agar mampu tumbuh dengan baik. Tanah yang digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak (Nazaruddin, 1995:118).
Derajat keasaman (pH) yang optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi yaitu berkisar antara 6-7 (Haryanto dkk., 2002:25).

2.2.3 Biologis
    Gardner (1991:249) menyatakan bahwa, “Faktor biologis yang mempengaruhi tanaman sawi yaitu keberadaan gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode, macam-macam tipe herbivora, dan mikroorganisme tanah, seperti bakteri pemfiksasi N2 dan bakteri denitrifikasi, serta mikorhiza (asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman)”.

2.3 Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah suatu perkembangan yang progresip dari suatu organisme. Selanjutnya menurut Gardner (1991:247-248), “Dalam arti sempit pertumbuhan berarti pembelahan sel (peningkatan jumlah) dan pembesaran sel (peningkatan ukuran), kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik.”
Pertumbuhan dapat ditujukan terhadap perkembangan satu atau beberapa organ atau seluruh tanaman dan dapat dinyatakan dalam berat, panjang, tinggi ataupun diameter. Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor dalam tanaman dan faktor lingkungannya. Ada 7 faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu ; temperatur, sinar matahari, CO2, curah hujan, penggenangan, badai yang hebat dan ketinggian diatas permukaan laut. Faktor-faktor luar (lingkungan) yang mempengaruhi pertumbuhan adalah ketersediaan mineral, kadar air, dan udara didalam tanah, kelembaban udara dan lamanya penyinaran serta suhu. Proses fotosintesis dan evapontranspirasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan efektifitas dalam memanfaatkan tenaga matahari, ketersediaan CO2 dan sebagainya (Anonimus, 2009).
Total periode pertumbuhan tanaman adalah jumlah hari dimulai dari penanaman sampai hari akhir pemanenan. Biasanya periode pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada keadaan-keadaan lokal dimana tanaman tersebut tumbuh, sehingga penting sekali untuk mendapatkan data-data tersebut. Pada tanaman sayuran cocok dengan keadaan kelembaban yang cukup, apabila kelembaban udaranya atau kelembaban tanah yang kurang menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik atau bahkan mati. Sebaliknya apabila kelembaban cukup tinggi, sedangkan antara penguapan dan penghisapan air seimbang pertumbuhan akan lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar